Rabu, 26 Januari 2011
Saat Haus, Minumlah Teh
Senin, 17 Januari 2011 | 07:53 WIB
teh poci
KOMPAS.com — Sedang kehausan? Mungkin sebaiknya Anda minum secangkir teh. Bukan hanya dahaga yang akan hilang, dalam teh juga terkandung berbagai manfaat menyehatkan."Minum teh sebenarnya lebih baik daripada minum air putih. Bila air hanya menggantikan cairan yang hilang, teh bermanfaat ganda, menghilangkan cairan dan juga mengandung antioksidan," kata Dr Carrie Ruxton, ahli nutrisi dan peneliti.
Antioksidan dalam teh, flavonoid, bermanfaat mengurangi kerusakan sel akibat radikal bebas. Beberapa penelitian bahkan mengaitkan flavonoid dengan berkurangnya risiko kanker dan penyakit jantung.
Untuk mendapatkan kandungan antioksidan dalam teh, The British Nutrition Foundation merekomendasikan mengonsumsi 1-6 cangkir teh per hari, baik itu teh hijau atau teh hitam. Meski demikian, mereka yang rentan anemia tidak disarankan untuk terlalu banyak minum teh karena teh bisa menghambat penyerapan zat besi dari makanan.
Meski teh mengandung kafein yang bisa menarik cairan ke luar, menurut Ruxton, secangkir teh, bahkan kopi, akan memberi tubuh lebih banyak air daripada yang dihilangkannya.
- MITRAL VALVE PROLAPSE (MVP)
- BLOOD CLOTS
- CARDIOMYOPATHY, HEART
- SERANGAN JANTUNG
- AORTIC ANEURYSM
- KANKER PAYUDARA (LAKI-LAKI)
- BREAST ABSCESS
- BATUK PERTUSSIS
- ASMA (DEWASA)
- ANGINA
- BREAST CANCER
- SPINAL TUMOR
- KANKER USUS BESAR
- IRRITABLE BOWEL SYNDROME (IBS)
- KONSTIPASI
- ROTAVIRUS
- DIARE
- CHRONIC LYMPHOCYTIC LEUKEMIA (CLL)
- KANKER ESOFAGUS
- GAGAL GINJAL KRONIS
- BACK PAIN
- HEPATITIS B
- USUS BUNTU
- GASTROENTERITIS
- GAGAL GINJAL AKUT
- MUAL DAN MUNTAH
- KANKER ENDOMETRIAL
- HEARTBURN
- COLIC
- KANKER HATI
- STOMACH CANCER
- HAEMORRHOIDS / WASIR
- DISFUNGSI EREKSI
- NAPPY RASH
- MENORRHAGIA
- VULVAR CANCER
- PROSTATE CANCER
- ENDOMETRIOSIS
- INFEKSI GINJAL
- KANKER KANDUNG KEMIH
- CYSTITIS
- SINDROM NEPHROTIC
- CERVICAL CANCER
- TESTICULAR CANCER
- VAGINAL CANCER
- EJAKULASI DINI
- DYSMENORRHOEA
- MENOPAUSE
- ENDOMETRIOSIS
- BATU GINJAL
- KUTIL KELAMIN
- RESTLESS LEGS SYNDROME (RLS)
- ARTHRITIS
- VARICOSE VEINS
- CELLULITE
- GOUT
- ATHLETE'S FOOT
- CLAUDICATION
- CHONDROMALACIA PATELLA
- DEEP VEIN THROMBOSIS (DVT)
- FEVER / DEMAM
- SQUAMOUS CELL CARCINOMA
- KAWASAKI
- ANTHRAX
- KANKER PARU-PARU
- OBESITAS
- CHRONIC MYELOGENOUS LEUKEMIA (CML)
- DEHYDRATION
- TENDINITIS
- BRAIN TUMOR
- LUPUS
- KLINEFELTER
- PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS)
- HAIRY CELL LEUKEMIA
- ANAPHYLAXIS
- DIABETES
- HIV/AIDS
- HEMOPHILIA
- MALARIA
- RABIES
Berbicaralah pada Diri Sendiri
Senin, 24 Januari 2011 | 07:38 WIB
Kompas.com - Tanpa kita sadari, ternyata diri juga butuh untuk diajak bicara. Karena ternyata, dengan mengajak diri berbicara kita telah memberikan kesempatan untuk memperkaya diri.
Menurut para ahli, kebiasaan berbicara dengan diri sendiri atau self talk sudah ada sejak kita belajar bicara dan merupakan bagian dari proses belajar anak. Dan bicara dengan diri sendiri, tidak melulu dalam bentuk dialog dengan suara. Sebab semua yang terlintas dalam otak kita, sebenarnya cara kita berbicara dengan diri sendiri.
Maka jangan heran jika dalam satu menit, ada 150-300 kata. Itu artinya, 45-51 ribu kata per hari, total kata yang kita ucapkan setiap harinya pada diri kita sendiri. Menurut psikolog Toge Aprilianto dari Surabaya, berbicara pada diri sendiri bisa menjadi sangat dominan dalam diri setiap orang. Dan jika kita terbiasa berbicara pada diri sendiri akan memberikan banyak kelebihan, diantaranya:
1. Penyaluran emosi : Menggerutu karena lama menunggu adalah contoh dari berbicara dengan diri sendiri untuk menyalurkan emosi. Hanya saja, pastikan agar jangan sampai komunikasi dengan diri sendiri ini malah membuat kita semakin kesal.
2. Alat bantu mengambil keputusan : Semua faktor yang ada ketika kita dihadapkan pada dua kondisi untuk dipilih bisa dibicarakan pada diri sendiri dengan lebih fair.
3. Mengenal dan menerima diri sendiri : Berbicara dengan diri sendiri membuat kita lebih akrab dengan diri sendiri. Ini akan membantu kita tidak ikut terseret menjadi orang kebanyakan, karena kita lebih bisa mendengar kata hati kita ketika masuk dalam situasi atau lingkungan baru.
4. Berinteraksi dengan orang lain : Berbicara dengan diri sendiri akan menjadi media menimbang kebutuhan sendiri, mengira-ngira apakah orang lain bisa memenuhi kebutuhan kita, menimbang risikonya kalau ada untuk kemudian dijadikan referensi mengambil tindakan.
5. Memengaruhi orang lain dengan sehat: Sebelum menyakini orang lain, kita harus menyakinkan diri sendiri atau hal yang diinginkan dan direncanakan. Kalau kita tidak tahu apa yang kita mau, bagaimana bank akan percaya pada kita? Maka ajukanlah banyak pertanyaan kepada diri sendiri dulu, baru menyakinkan menyakinkan orang lain.
6. Mengembangkan diri : Berbicara dengan diri sendiri dapat menjadi media mengembangkan diri, jika kita menggunakan nada positif sama ketika kita menggunakannya untuk penyaluran emosi. (Lily Turangan/Siagian Priska)
hand out bahasa indonesia
PENYUSUNAN MAKALAH
1. Identifikasi
à karangan ilmiah yang disajikan dengan ragam bahasa ilmu.
à merupakan tulisan mendalam dan rinci yang berisi hasil perenungan/pengamatan penulis terhadap suatu fenomena keilmuan.
2. Tujuan
à memperkaya wawasan pembaca dengan menyajikan informasi/pemikiran terbaru mengenai suatu hal.
à biasa digunakan sebagai media komunikasi atau sumbang saran antarcivitas academica.
3. Jenis
à berdasarkan bentuknya makalah dapat berupa
a. Makalah lengkap
à secara formal merupakan ‘bentuk jadi’ yang mencerminkan kedalaman dan keluasan telaah/uraian.
à dapat ditampilkan secara utuh dan mudah dipahami tanpa bantuan kehadiran penulisnya.
à Karena kuantitasnya agak besar, biasanya bahasan makalah jenis ini dibagi ke dalam beberapa bagian dengan pemberian semacam judul bab yang sekiranya lazim dipakai.
b. Makalah ringkasan
à merupakan pemadatan/intisari dari makalah ‘bentuk jadi’ yang tidak secara jelas mencerminkan kedalaman dan keluasan telaah/uraian.
à dapat ditampilkan secara utuh dan mudah dipahami tanpa bantuan kehadiran penulisnya.
à pemberian semacam judul bab pada bagian-bagian uraian dimungkinkan.
c. Makalah hand out
à merupakan garis-garis besar dari makalah ‘bentuk jadi’.
à dapat dipahami dengan bantuan kehadiran penulisnya.
à berdasarkan isinya makalah dapat berupa
a. Makalah verba volant
à merupakan makalah yang biasanya merupakan hasil pemikiran sesaat, lahir dari ilham sepintas, tidak didukung data empiris yang cukup, dan tidak pula ditopang landasan pustaka yang terpercaya.
à bersifat ‘menguap seusai terucap’, dalam arti demikian selesai disajikan, demikian saja dilupakan, baik oleh pembaca maupun penulisnya.
b. Makalah scripta manent
à merupakan makalah yang merupakan hasil pemikiran mendalam, ditopang data empiris yang memadai, dan didukung landasan pustaka yang terpercaya.
à bersifat ‘mengesankan seusai disampaikan’, dalam arti merupakan makalah yang mampu menggelitik, mengilhami, dan memberikan dampak perenungan/pembicaraan yang berkepanjangan kepada pembaca.
4. Komponen Pokok
à secara umum makalah (lengkap) memiliki komponen-komponen pokok sebagai berikut.
a. Judul
à judul harus mencerminkan pokok atau topik masalah yang dibicarakan berikut kekhususannya yang berkaitan dengan, misalnya, datanya, metode/pendekatannya, atau teori yang menjadi tuntunan kerjanya.
b. Nama pembuat makalah
à nama pembuat makalah harus dicantumkan secara resmi dan selengkap-lengkapnya dengan mengesampingkan gelar-gelar akademik. Pengabaian gelar itu dilakukan dengan pengandaian bahwa baik penulis makalah maupun pembacanya telah memiliki kualifikasi dalam bidang yang disajikan di dalam makalah.
c. Hal yang dibicarakan dan urutan pembicaraannya
à hal yang dibicarakan harus secara eksplisit dipaparkan secara lengkap dan jelas, sementara urutan pembicaraan dinyatakan secara kronologis disertai dengan alasan pengurutan pembicaraan itu.
d. Lingkup, tujuan, dan batas pembicaraan
à agar pembicaraan tidak meluas, harus ditetapkan dahulu lingkup hal yang disajikan. Demikian pula dengan tujuan pembahasan topik itu berikut identifikasi/pembatasan terhadap apa sesungguhnya yang diupayakan untuk dicari simpulan/solusinya.
e. Cara pemerolehan data dan analisisnya
à cara, lika-liku memperoleh data yang digunakan sebagai bahan utama pembahasan, dan model analisis yang dikenakan kepada data itu harus dikemukakan secara jelas dengan menonjolkan alasan yang bernalar.
f. Teori atau kerangka kerja
à teori atau kerangka kerja diuraikan secara implisit/tersirat dan diperoleh pembaca dengan cara membaca keseluruhan uraian makalah.
g. Istilah kunci, tanda, atau lambang
à apabila di dalam makalah digunakan istilah kunci, tanda, atau lambang, hal-hal itu harus dijelaskan demi kemudahan pemahaman pembaca. Yang dimaksud istilah kunci (keyword) adalah istilah yang memungkinkan adanya penguraian dan pengembangan gagasan mengenai pokok bahasan makalah.
h. Tinjauan pustaka
à tinjauan kritis terhadap pustaka atau karya yang telah menyinggung sekitar dan atau berbicara tentang topik yang dibahas dalam makalah dimaksudkan untuk alasan penonjolan pandangan dalam makalah itu yang bersifat khas dan berbeda dengan telaah yang pernah dilakukan, atau demi alasan pemanfaatan karya yang telah ada bagi penguraian dan pengembangan gagasan mengenai pokok bahasan makalah.
i. Data contoh
à data contoh harus disajikan sedemikian rupa untuk mewakili fenomena yang dibahas agar makalah mudah dipahami.
j. Rumusan hasil analisis
à rumusan hasil analisis berupa temuan beserta penjelasannya. Temuan itu berupa kaidah atau hal-hal mengenai kaidah tentang pokok bahasan makalah.
k. Rangkuman atau simpulan
à sesuai dengan namanya, rangkuman merupakan catatan tentang atau sekitar hal yang dijelaskan lewat uraian sebelumnya, sementara simpulan merupakan butir-butir pokok yang dimunculkan sebagai intisari uraian sebelumnya.
l. Daftar karya tulis yang digunakan
à semua karya tulis yang dipakai untuk mewujudkan makalah harus disampaikan agar pembaca dapat memperoleh sumber atau bacaan lebih lanjut mengenai hal yang diulas.
m. Ralat
à sosok makalah seringkali dianggap seakan-akan ditulis tanpa cacat sedikit pun. Ralat perlu disampaikan bukan untuk menunjukkan bahwa penulis memiliki kekurangan, melainkan untuk menunjukkan bahwa penulis benar-benar memiliki tanggung jawab terhadap karya-karya ilmiahnya serta untuk memperlihatkan kecermatan penulis dalam menggarapnya.
5. Catatan
à penataan dan penyajian makalah sepenuhnya bergantung kepada pembuat makalah yang telah diandaikan tahu dan mampu mempertimbangkan aturan penulisan ilmiah yang berlaku (lihat lampiran 1 dan 2).
à Komponen-komponen yang telah diuraikan di atas tidak harus disajikan secara terlalu eksplisit dan terpisah satu sama lain agar keterjalinan antarkomponen dapat terlihat halus dan tidak ‘menyentak’.
à Demi kepentingan komunikasi ilmiah dengan tujuan mencari kebenaran ilmiah komponen-komponen makalah seperti tersebut di atas, kecuali butir m (ralat) mutlak harus ada. Keterbatasan waktu dan sulitnya topik tidak selayaknya menjadi perisai pemaafan atas ketidaklengkapan komponen-komponen pokok itu.
Lampiran 1
Format standar halaman makalah
Kertas yang dipakai adalah HVS kuarto (A4) 70 gr
Tingkat kerapatan pengetikan naskah 2 spasi
Tingkat kerapatan pengetikan kutipan 1 spasi
Jarak margin dari tepi kertas mengikuti pola 4-4-3-3 (4 cm dari tepi kiri, 4 cm dari tepi atas, 3 cm dari tepi kanan, dan 3 cm dari tepi bawah)
4 cm 3 cm
4 cm 3 cm
3 cm
3 cm
Lampiran 2
Format standar sampul depan (cover) makalah
4 cm
4 cm 4 cm
⅓ bagian ⅓ bagian ⅓ bagian
4 cm
Langganan:
Postingan (Atom)